4 Penari Tayub di acara sedekah bumi desa Kemiri                                                                                || Muji Anggara
Sedekah bumi budaya yang ada ditanah jawa, terutama dikabupaten Blora. Sedekah bumi juga disebut dengan Gas deso. Gasdeso memiliki rentetan ritual yang dilakukan, setiap desa yang ada berbeda cara dan tradisinya. Seperti dikemiri pada kamis legi tepatnya tanggal 26 Mei 2016 lalu.

Gasdeso di Desa Kemiri memiliki rentetan ritual yang unik, ini disebut budaya yang sudah ada turun temurun sejak jama dulu. Dikemiri sebelum hiburan tayub dimulai dilakukan kendurian atau disebut kondangan (bahasa jawa) Hiburannyapun gak bias diganti-ganti selalu tayub, kalaupun mau ditambah dangdut seperti pelaksanaan 2016 ini bias dilakukan.

Tayub adalah kesenian khas yang dimiliki blora, budaya ini cukup kental ditelinga masyarakat bloras bahkan luar daerahpun juga mengenal budaya tayub tersebut. Penari tayub yang lenggak-lenggok dan menyanyikan lagu atau gending jawa disebut joget, dan disbanding dengan penari lelaki yang dapat giliran.

Gas deso didesa kemiri ini juga bisa dikatakan ikut uri-uri budaya, karena selau menggunakan tayub untuk hiburan didesa tersebut. Banyak pendatang dari desa sebelah yang hadir untuk melihat dan menikmati alunan gending dan tarian penayup-poenayub yang hadir dikemiri tersebut.

Tempat yang digunakan selalu dibalai desa tepatnya pendoponya. Kepala desa dan perangkat juga menyaksikan tayub yang sudah dihadirkan tersebut.

“Gasdeso Desa kemiri untuk hiburan tidak hanya tayub tetapi ada dangdut yang dimulai habis magrib sampai jam 22.00 terus dilanjutkan tayub lagi. Bahkan ini juga ada pertandingan volley antara desa kemiri dan dari Yonif 410/ Alugoro. Dan nanti terakhir juga ada pengajian yang termasuk rentetan sedekah bumi / gasdeso ini” ucap salah satu warga kemiri yang gak mau disebut namanya saat ditemui Trans Blora di warung Pak Citro. (Moe)