2016


Bupati Blora Djoko Nugroho meminta perawat dan pegawai senyum
terhadap pasien
BLORA- Pelaksanaan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cabang Kabupaten Blora oleh Bupati Blora H. Djoko Nugroho, bertempat di Desa Seso Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, Acara tersebut dihadiri juga oleh berbagai elemen dan kalangan Muhammadiyah cabang Blora. Sabtu (10/09).

Direktur RS. PKU MUhammadiyah Blora dr. Arief Tajally M.Kes memaparkan harapan Pembangunan RS. PKU Muhammadiyah di Blora. “ Harapan kami Muhammadiyah sudah ada sejak Indonesia sebelum merdeka, ini salah satu sumbangsih dari muhammadiyah, untuk melayani masyarakat Indonesia umumnya dan Blora Khususnya”.Tandasnya

Bupati Blora Kokok meresmikan Kamar VIP RS. PKU Muhammadiyah Blora
“RS. PKU Muhammadiya akan dibangun dibangun 3 Lantai, lantai 1 untuk UGD, dan Trauma Center, lantai 2kandungan dan kebidanan, VIP, dan Lantai 3nya Ruang Operasi.” Tambahnya

Sebelum melakukan peletakkan batu pertama, Bupati Blora yang lebih akrap dipanggil Kokok meresmikan kamar VIP RS. Muhammadiyah Blora. Gunting pita disaksikan seluruh tamu undangan.

Bupati meminta pegawai dan perawat RS. Muhammadiyah mempraktekkan senyum manisnya dikala melayai pasien-pasiennya. “saya minta perawat dan pegawai RS. PKU Muhammadiyah ini bisa tersenyum manis terhadap pasien-pasien disini, supaya mereka lekas sembuh” ungkapnya

“coba saya maulihat senyum kalian saat melayani pasien” lanjutnya.
Bupati Blora Memberikan sambutan

Desa Andongrejo

Dina Lutfiana,             ||Ft.  Muji Anggara
salah satu kontingen dari Desa andongrejo
Tidak hanya kalangan pelajar atau dinas SKPD saja yang dapat mengikuti pawai 1000 Lampion, akan tetapi untuk umumpun dibuka lebar-lebar. Kamis (18/8) Desa Andongrejo tak menyia-nyiakan kesempatan untuk ikut memeriahkan pawai 1000 lampion tersebut. Dengan semakin banyaknya peserta semakin meriah pula kegiatan tersebut. 

Dina Lutfiana, pelajar kelas 12 di SMU N 2 Blora ini memilih ikut gabung dalam rombongan desa tempat tinggalnya, Ia berperan sebagai dancer. Dengan mendapatkan no undian yang cukup terhakir tidak menyurutkan semangatnya dan teman-temannya. Desa Andongrejo membawa hasil kreatifnya yaitu lampion berbentuk KINGKONG yang sedang membawa sebuah bunga, dengan dihias mata bisa menyala membuat lampion ini hidup. 

Dari penjelasan pelajar kelas 12 ini mengatakan jika latihan dilakukan hanya dalam waktu 5 hari. “ saya latihan hanya 5 hari saja dengan teman-teman, ya memang dadakan sich. Tapi dadakan tidak membuat kami hilang semangat” ungkapnya sambil melakukan aktivitasnya.

Muhammadiyah
Kereta Lampion Karya SMK Muhammadiah 1 Blora & DPPKKI Blora || Muji Anggara
Iring-iringan peserta pawai 1000 Lampion membuat kemeriahan tersendiri di kabupaten Blora, Kamis (18/8). Bupati H. Djoko Nugroho dan wakilnya H. Arief Rohman, M. Si juga terlihat Kapolres Blora AKBP Surisman, SIK duduk ditempat yang sudah disediakan untuk menyaksikan atraksi-atraksi dari peserta yang cukup memukau.

Dance
Sawung Tladung Dance Tampak Depang || Muji Anggara
Iring-iringan tersebut diawali Oleh SMK Muhammadiyah yang mengusung tema Sawung Tladung, dan sudah bekerjasama dengan Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan, Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Kab. Blora sebagai pembuka. Sesuai Rencana tanggal 28 agustus mendatang Peserta tersebut akan dikirim ke magelang untuk mewakili Kabupaten Blora.

Puluhan ribu penonton memadati jalanan area yang akan dilewati peserta lampion. Semringah wajah penonton menandakan rasa puas menyaksikan pertunjukan-pertunjukan yang dilakukan peserta. 
Muhammadiyah
Sawung Tladung Dance Tampak Belakang || Muji Anggara
Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan, Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Kab. Blora Slamet Pamudji menyatakan bahwa pawai atau karnaval tahun ini dirubah pelaksanaanya, yang biasanya pagi sampai siang hari menjadi malam hari.

“kami ubah yang biasanya siang hari menjadi malam hari, dengan konsep Pawai Lampion. Dengan peserta pelajar sekolah baik SMP, SMA, AMK, dinas SKPD dan umum” Jelasnya

Jihan Nina Lestari Peserta dari SMU N 1 Tunjungan Blora || Muji Anggara
Dan ditempat yang berbeda Bu Anik penonton yang antusias melihat pawai Lampion merasa senang, pawai diadakan malam hari. “Saya lebih senang pawai malam hari mas, soalnya tidak panas, tidak silau melihatnyapun gamblang. Kalau siang seperti biasanya sudah panas gak kelihatan karena banyak payung bertebaran meutupi pandangan kita.” Jelas Bu Annik yang mengaku dari menden.

Mabyor-mabyor cahaya lampion membuat meriahnya pawai lampion malam ini (18/8) suara musik barongan , dangdut , pop dan diselingi teriakan-teriakan penonton dari pinggiran jalan membuat kemeriahan bertambah seru. (Moe)



Tukang Sate kreasi dari SMK N 1 Cepu || Muji Anggara

Tugu Asipura, Karya SMU N 1 Blora || Muji Anggara

Baki Sang Nerah Putih
Dhea Ageviana setelah usai melakukan tugasnya membawa baki Sang Merah Putih  || Muji Anggara
MURAH senyum. Tubuhnya semampai, cantik. Raut wajahnya tak mampu menyembunyikan kelegaan, kepuasan, sekaligus keharuan. Campur aduk.

Dhea Ageviana, telah menyelesaikan tugasnya membawa baki Sang merah putih di Upacara HUT Kemerdekaan RI ke 71 di Alun-alun Blora, Rabu (17/8)

Paskibraka
Paskibra Kabupaten Blora                                                || Muji Anggara
Dhea Panggilan gadis cantik yang berasal dari ketangar karang jati, dalam tugasnya engaku sempat tegang ketika ia terilih yang membawa baki Sang Merah Putih.

Pelajar 16 tahun dari SMAN 2 Blora itu cerita, serta mata berkaca-kaca ketika Jepretan Paparazi menemui dan mewawancarainya, “Saya senang dan bangga bisa menjadi paskibraka kabupaten seperti ini” Ungkapnya smbil senyum

Gadis kelahiran 14 Agustus ini merasa deg-degan ketika berhadapan dengan Bupati Blora saat memberikan Sang Merah Putih kepadanya. Saya deg-degan ketika pak bupati memberikan bendera pusaka itu kepada saya, dan sekaligus saya gugup” lanjutnya.

Paskibra
Dhea saat melakukan tugasnya menjadi paskibra || IST
Dalam penjelasannya Ia juga menyampaikan harapan kedepannya. “Harapan saya, tentunya Paskibraka ke depanya semakin maju. Dan saya berharap kesempatan ke depan bisa menjadi Paskibraka tingkat Provinsi bahkan bisa nasional,” tuturnya

Ditanya soal cita-citanya, rupanya dia kelak ingin menjadi seorang Polwan. (Moe)

Sang Merah Putih
Pengibaran Sang Merah Putih                                                                                                               || Muji Anggara

Lasti dengan sepedanya sebagai kendaraan sehari-harinya.
Lasti (56), tukang sapu jalan di sepanjang Jalan dan Alun-alun Blora. Selasa (26/7/2016) pagi, tampak jauh lebih semangat dari hari sebelumnya.
Ibu 2  anak itu, kelihatan lebih ceria dibanding beberapa hari belakangan. Dari rumahnya di Temboro, Sumber Agung, Banjarejo, Blora, ia menuju tempatnya bekerja sebagai tukang sapu didaerah Alun-alun Kabupaten Blora, dengan mengayuh sepeda buntutnya. 
Dikarenakan jarak Rumah dengan tempat kerja lumayan jauh Ibu yang dapat sebutan Mbok dari Bupati Blora H. Djoko Nugroho, berangkat dari rumah pukul 04.00 WIB. Dengan santai Lasti mengayuh sepedanya menuju tempat dimana dia ditugaskan. 
Dengan sigap diambilnya sapu lidi bertongkat panjang, dari tempat persembunyian alat-alatnya, dimana ia selalu menyimpan alat kerjanya itu.
Senyumnya mengembang ketika debu jalanan mengusap wajahnya. Tangannya cekatan menyekat sampah dan mengumpulkannya. Semangat kerja Lasti tampak berlipat, walau terik mentari pagi menjilati tubuhnya.
Selasa (26/7/2016) tukang sapu dikabupaten blora dikumpulkan dialun-alun oleh bupati Blora. Timbul berbagai pertanyaan dalam diri lasti khususnya. Anggota pasukanOrange siap dengan barisan menghadap ke utara. 
Kokok sebutan akrap dari bupati Blora H. Djoko Nugroho terlihat keluar dari kediamannya dengan didampingi oleh wakilnya H. arief Romhan,S. Sos, M. Si dan tamu undangan.
Kokok meminta staf mengeluarkan piala Adipura Buana yang masih tersimpan. Setelah dipegangnya, Lasti sebagai perwakilan dari tukang sapu maju menuju ke tempat bupati untuk menerima piala Adipura buana yang sudah didapatkan kabupaten Blora.
Tiba-tiba tak terbendung air mata Lasti saat menerima Piala Adipura yang diserahkan oleh kokok. Masih dalam isakan tangisnya lasti berusaha tegar disamping seorang Bupati. 
"Saya senang, akhirnya hasil bangun pagi saya dan teman-teman membuahkan hasil," kata Lasti lugas kepada Jepretan Paparazi, Selasa (26/7/2016) siang, sambil menahan isak tangis harunya.
Setelah ditanya harapannya kedepan, air mata Lasti semakin deras. “saya juga ingin seperti teman-teman saya mas, menjadi pegawai negeri” ungkap Lasti
“17 tahun saya mengabdi dari 98 masih jamannya Pak Harto sampai sekarang, dan dulu katanya nama saya juga sudah diikutkan K2, Tapi sampai sekarang, gak ada beritanya lagi. Tandasnya dalam isakan tangisnya. Lalu ia pamimat menghampiri sepedanya untuk tunggangan pulang. (Moe)

Pramugari menjadi cita-cita Jihan Nina Lestari
Oleh: Muji Anggara
Cover Tabloid
Ilustrasi Cover Tabloid BU

Setiap orang yang ingin sukses pasti memiliki cita-cita. Begitu juga dengan Jihan, panggilan akrab gadis cantik asal Blora tepatnya didaerah Bogorejo ini pun bercita-cita ingin menjadi seorang pramugari. Mungkin Jihan bermimpi ingin terbang melayang-layang di angkasa, bagaikan seekor burung yang tengah mengepakkan sayapnya. Cita-cita memang unik, terkadang berubah seiring dengan perjalanan sang waktu. Kini setelah tumbuh menjadi wanita dewasa, cita-cita Jihan pun tak ingin berubah, tetap ingin menjadi Pramugari. Alasannya cukup sederhana, karena untuk menjadi seorang pramugari dapat keliling kota besar bahkan dapat keliling dunia jikalau dapat rute internasional. diperlukan tantangan dan kreativitas yang tinggi, sejalan dengan motto hidupnya “ Diam bukan berarti tidak mampu, melainkan mempersiapkan senjata kesuksesan untuk masa depan. Karena bicara saja saja tidak akan pernah merih kesuksesan. Dan jadilah manfaat bagi orang lain”

Maskot SMU 1 Tunjungan
Jihan menjadi maskot stan SMU N 1 Tunjungan            ||      Muji Anggara / BU
Meskipun masih menjadi seorang pelajar, tetapi gadis berbintang Taurus kelahiran Blora, Mei 1999 ini sudah meninjak kelas XI di SMU 1 Tunjungan. Oleh sebab itu, Jihan tidak ragu ketika ada orang yang bertanya dimana sekolahnya, dia akan menjawab dengan tegas bahwa dia siswa SMU 1 Tunjungan. Sejak awal, gadis bernama asli Jihan Nina Lestari ini memulai menginjak jenjang smu disekolahnya.
foto jihan tampak samping
Jihan Nina Lestari Tampak Samping                                || Muji Anggara / BU

Dia mengaku Suka foto –foto, dan tertarik menekuni dunia modeling. Bermula karena ketika difoto, dirinya sering tampil narsis. Hobi berfotoria ini akhirnya ingin dilanjutkan menjadi seorang model berkat jika ada tawaran dia juga siap.

Dalam penjelasannya ketika ketemu Blora Updates di acara adiwiyata pemkab yang digelasr di smp 3 Blora tepatnya dikamolan kmarin (3/6). “Saya ingin menggali dan mengembangkan bakat saya dalam dunia entertain / model, jika ada yang nawarin hehehehehe,” ujarnya sambil ketawa.  


Senyum Manis Jihan
Jihan Nina Lestari       || Muji Anggara / BU
Dengan senyum manisnya

Pengalaman dan aktivitas

Selain banyak tantangannya, putri Pertama pasangan Kirnan dan Sutini ini merasakan sebagai seorang pelajar yang suka foto-foto itu ternyata banyak sekali manfaatnya, diantaranya memiliki banyak teman. Selain itu dirinya bisa berinteraksi dengan banyak orang dan bisa mengisi waktu senggangnya dengan kegiatan yang positif. Dampak lainnya adalah dirinya kini semakin dikenal oleh masyarakat sekolah.

Sekilas Rekam Jejak

Melihat latar belakang pendidikannya, Jihan melakukan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikannya pada 2011 di SD 1 Prantaan, Bogorejo Blora dan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikannya pada 2014 di SMP N 1 Bogorejo, sedangkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) saat ini masih duduk dibangku kelas XI.

Dalam pendidikannya Jihan juga dapat dibanggakan oleh orang tuanya, ketika kelas XI semester gasal ajaran 2015/2016 mendapatkan rangking 1 paralel tingkat kelas XI Program Study IPS. Jihan juga pernah mengikuti lomba Olimpiade geografi tetapi tidak dapat mendapatkan juara.

4 Penari Tayub di acara sedekah bumi desa Kemiri                                                                                || Muji Anggara
Sedekah bumi budaya yang ada ditanah jawa, terutama dikabupaten Blora. Sedekah bumi juga disebut dengan Gas deso. Gasdeso memiliki rentetan ritual yang dilakukan, setiap desa yang ada berbeda cara dan tradisinya. Seperti dikemiri pada kamis legi tepatnya tanggal 26 Mei 2016 lalu.

Gasdeso di Desa Kemiri memiliki rentetan ritual yang unik, ini disebut budaya yang sudah ada turun temurun sejak jama dulu. Dikemiri sebelum hiburan tayub dimulai dilakukan kendurian atau disebut kondangan (bahasa jawa) Hiburannyapun gak bias diganti-ganti selalu tayub, kalaupun mau ditambah dangdut seperti pelaksanaan 2016 ini bias dilakukan.

Tayub adalah kesenian khas yang dimiliki blora, budaya ini cukup kental ditelinga masyarakat bloras bahkan luar daerahpun juga mengenal budaya tayub tersebut. Penari tayub yang lenggak-lenggok dan menyanyikan lagu atau gending jawa disebut joget, dan disbanding dengan penari lelaki yang dapat giliran.

Gas deso didesa kemiri ini juga bisa dikatakan ikut uri-uri budaya, karena selau menggunakan tayub untuk hiburan didesa tersebut. Banyak pendatang dari desa sebelah yang hadir untuk melihat dan menikmati alunan gending dan tarian penayup-poenayub yang hadir dikemiri tersebut.

Tempat yang digunakan selalu dibalai desa tepatnya pendoponya. Kepala desa dan perangkat juga menyaksikan tayub yang sudah dihadirkan tersebut.

“Gasdeso Desa kemiri untuk hiburan tidak hanya tayub tetapi ada dangdut yang dimulai habis magrib sampai jam 22.00 terus dilanjutkan tayub lagi. Bahkan ini juga ada pertandingan volley antara desa kemiri dan dari Yonif 410/ Alugoro. Dan nanti terakhir juga ada pengajian yang termasuk rentetan sedekah bumi / gasdeso ini” ucap salah satu warga kemiri yang gak mau disebut namanya saat ditemui Trans Blora di warung Pak Citro. (Moe)

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget